Big Five Personality merupakan pendekatan dalam psikologi kepribadian yang mengelompokan trait kepribadian dengan analisis faktor. Tokoh pelopornya adalah Allport dan Cattell.
Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima traits kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuoriticism, openness to experiences.
Trait-trait dalam domain-domain dari Big Five Personality Costa & McCrae (1997) adalah sebagai berikut.
Extraversion (E)
Faktor pertama adalah extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominan-patuh (dominance-submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian, seseorang yang memiliki faktor extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Peergroup mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang ramah, fun-loving, affectionate, dan talkative.
Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic juga ramah terhadap orang lain. Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya Extraversion dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat ekstraversion rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya.
Agreeableness (A)
Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Berdasarkan value survey, seseorang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, forgiving, dan penyayang.
Namun, ditemukan pula sedikit konflik pada hubungan interpersonal orang yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi, dimana ketika berhadapan dengan konflik, self esteem mereka akan cenderung menurun. Selain itu, menghindar dari usaha langsung dalam menyatakan kekuatan sebagai usaha untuk memutuskan konflik dengan orang lain merupakan salah satu ciri dari seseorang yang memiliki tingkat aggreeableness yang tinggi. Pria yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi dengan penggunaan power yang rendah, akan lebih menunjukan kekuatan jika dibandingkan dengan wanita.
Sedangkan orang-orang dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih agresif dan kurang kooperatif.
Pelajar yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik dengan teman yang berjenis kelamin berlawanan.
Neuroticism (N)
Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Selain memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive.
Openness (O)
Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.
Openness mempunyai ciri mudah bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, menjadi sangat fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, broadmindedness, dan a world of beauty. Sedangkan seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan.
Openness dapat membangun pertumbuhan pribadi. Pencapaian kreatifitas lebih banyak pada orang yang memiliki tingkat openness yang tinggi dan tingkat agreeableness yang rendah. Seseorang yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, atau terbuka terhadap pengalaman lebih mudah untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah.
Conscientiousness (C)
Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.
Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.
Jumat, 28 Mei 2010
Big Five Personality
Diposting oleh sary di 18.36 0 komentar
Minggu, 09 Mei 2010
Saat Kenyataan Tak Sesuai Impian...
Banyak orang yang merasa frustasi
karena kenyataan mereka tidak sesuai
dengan impian.
Sebagai contoh, ada seorang anak yang
ingin kuliah di Universitas A, tapi
nyatanya biaya tidak mencukupi.
Atau, mereka yg merantau ke kota besar,
bermimpi ingin mendapatkan pekerjaan
berkelas nasional bahkan internasional,
tapi nyatanya yang didapatkan hanyalah
pekerjaan biasa-biasa saja & apa adanya.
Ada juga seorang pengusaha, yg mungkin
mengharapkan kenaikan profit 10 kali,
malah mengalami kebangkrutan.
Apa yang kita harapkan, kadang memang
tidak sesuai dengan kenyataan. Lalu apa
yang harus kita lakukan?
Berikut adalah 3 langkah atau tips yang
bisa Anda lakukan saat mimpi tidak
sesuai dengan kenyataan:
1. Bertindaklah selalu secara fleksibel
dan dinamis
JikaAnda betul-betul ingin menggapai
kesuksesan, maka diperlukan *kesiapan*
untuk bisa bertindak secara fleksible
dan dinamis terhadap setiap perubahan
yang terjadi.
Sekarang, saya akan buat sebuah analogi
sederhana...
Saat ada badai atau angin topan yang
besar, tidak jarang kita melihat pohon
yang memiliki batang yang sangat besar
tumbang! Apa sebab?
Sebab mereka tidak kuat menahan beban
yang diterima.
Namun coba tengoklah bambu! Karena
batangnya yang lentur, maka bambu bisa
fleksibel bergerak ke segala arah, dan
jarang tumbang!
Nah, begitu pun dengan kita! Jika kita
bertindak dan berpikir dinamis dan juga
fleksibel, maka kita akan lebih tahan
dalam menghadapi tantangan dan
perubahan serta masalah yang datang.
2. Berpikirlah bahwa INILAH yang terbaik
untuk kita!
Saat kenyataan tidak sesuai dengan
impian, percayalah bahwa inilah yang
terbaik untuk kita. Kita tidak pernah
tahu skenario yang telah ditetapkan-Nya.
Karena, segala sesuatu yang menurut
logika kita baik, bisa jadi justru
sebaliknya di mata Tuhan!
Berpikirlah selalu positif atas apapun
yang terjadi pada diri Anda. Jangan
biarkan satu kegagalan membuat Anda
kecewa, apalagi sampai frustasi dan
berlarut-larut.
Anda tahu apa yang saya lakukan jika
ada satu mimpi atau keinginan saya
tidak kesampaian? Saya biasa mengatakan:
"Sudahlah, kamu tdk perlu kecewa,
don't ask me why, it is GOOD for you!
Sekarang kamu dengarkan baik-baik, Tuhan
akan menggantinya dengan YANG LEBIH BAIK!
Tuhan tau kamu orang yg baik & bijaksana.
Hidupmu penuh dengan kelimpahan, dan kamu
memang dilahirkan utk slalu jadi pemenang!"
Saya biasa mengatakannya di depan cermin
dengan penuh keyakinan, tentunya saat
saya sendirian! hehe... It works for me! :-)
Anda juga boleh coba nanti ;-)
Apa yang saya lakukan di atas itu
adalah 'afirmasi'.
Afirmasi adalah kata-kata positif yang
diucapkan berulang-ulang & diyakini untuk
membentuk citra postif untuk mengurangi
sikap-sikap negatif dalam diri kita.
Kata-kata afirmasi ini bisa kita buat/
rancang sendiri, dan lalu bisa diucapkan
secara verbal atau dalam hati. Menurut ahli
Hynotherapy, afirmasi itu akan 'terekam'
oleh alam bawah sadar kita.
Dan jika terus-menerus diucapkan & dengan
penuh keyakinan, maka kita SEDANG atau
AKAN menjadi seperti itu adanya, yang
kita ucapkan! Dengan kata lain, afirmasi
itu sama seperti DO'A.
Okay, sekarang selanjutnya! :-)
Meski saat ini apa yang kita harapkan
belum sesuai dengan impian, namun kita
harus....
3. Tetap Siapkan MENTAL PEMENANG!
Saat kita mengalami kegagalan, lebih
baik instropeksi diri daripada
menyalahkan takdir. Siapa tahu, kita
memang belum siap jadi pemenang! :-)
Bisa jadi kesuksesan hanya akan membuat
kita menjadi sombong, dan karena saking
sayangnya Tuhan kepada kita, Ia tidak
mau hamba-Nya berbuat dosa. :-)
Anda, setiap kemenangan itu lebih baik
dirintis dari setiap peluh kita! Akan
lebih baik jika kemenangan itu kita
dapatkan setahap demi setahap.
Banyak orang sukses, tapi kemudian
mereka terjatuh. Ada yang bangkit lagi,
ada yang tidak. Liku hidup setiap
manusia memang tidak sama.
Tapi ingat, kesempatan untuk menang
itu selalu terbuka bagi siapa saja,
tanpa terkecuali!
Rejeki dan kemenangan itu sungguh tidak
terkira banyaknya dari Tuhan, masih
banyak yang menggantung di langit! :-)
Sekarang tinggal bagaimana cara Anda!
Apakah mau meraihnya? atau mengharapkan
turun dengan sendirinya?
Saya sarankan, jangan pernah memilih
yang kedua :-)
Kita semua tahu bahwa yang namanya
kemenangan itu seringkali dimiliki oleh
mereka yang... tdk pernah berhenti berusaha!
The last but not least...
Terkadang Tuhan menutup pintu yang satu,
untuk membuka pintu yang lain...
Diposting oleh sary di 01.59 0 komentar
Penulisan dan Penggunaan Tanda Baca dalam tata bahasa
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan
Adapun pemakaian tanda baca sebagai berikut :
1. Pemakaian Tanda Titik
Pada akhir kalimat pernyataan
Contoh : Kami sedang belajar bahasa Indonesia .
Pada akhir singkatan nama orang
Contoh : W. S. Rendra
Pada singkatan gelar ,pangkat ,jabatan dan sapaan
Contoh : Dr. (doktor), dr.(dokter), Kol.(Kolonel), Ny. (nyonya), Sdr. (saudara) .
2. Pemakaian Tanda Koma (,)
Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk memisahkan dari singkatan nama keluarga.
Contoh : Sri Wahyuni, S.H. M.H.
Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan dan sedangkan .
Contoh : Dia bukan mahasiswa UMI, melainkan mahasiswa UNIFA .
3. Pemakaian Tanda Titik Dua (:)
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti oleh rangkaian atau pemerian (rincian) .
Contoh :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi ,meja ,dan lemari .
Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian .
Contoh :
Ketua : M. Raihan
4. Pemakaian Tanda Titik Koma (;)
Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
Dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional
5. Pemakaian Tanda Hubung (-)
Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
6. Pemakaian Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
7. Pemakaian Tanda Tanya (?)
Dipakai pada akhir tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?
8. Pemakaian Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
9. Pemakaian Tanda Kurung ( (…) )
Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan .
Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu .
10. Pemakaian Tanda Kurung Siku ( […] )
Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
11. Pemakaian Tanda Petik Dua (“….”)
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
12. Pemakaian Tanda Petik Tunggal (‘….’)
Untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing .
Contoh : Lailatul Qadar ‘malam bernilai’.
13. Pemakaian Tanda Garis Miring (/)
Sebagai pengganti kata dan, atau dan tiap .
Contoh : Harga bensin Rp. 4.500/liter .
14. Pemakain Tanda Penyingkat (Apostrof) (')
Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
Penulisan Huruf Dalam Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa cara penulisan huruf yaitu :
a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Allah
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim Imam Hanafi
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya : tahun Masehi
bulan Agustus
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya : Teluk Jakarta
Danau Toba
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya : Kapan Bapak berangkat ?
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya :
Benar
Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
b. Penulisan Huruf Miring
1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan
Misalnya : Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha
(2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
Misalnya : Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca?
Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha
(3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya : export
Diposting oleh sary di 01.35 0 komentar
Senin, 03 Mei 2010
Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!
Banyak orang yang tidak menyukai kesendirian,
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.
'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!
Apakah anda termasuk yang demikian? :-)
Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!
Kesendirian bisa memiliki dua makna...
Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.
Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin Anda pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!
Satu hal yang perlu Anda ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.
Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :
1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
yang sangat Anda sukai, misalnya dengan membaca,
menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
Anda. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
menyenangkan!
2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
impian Sariyani dan belum sempat dilakukan.Anda bisa
membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.
Percaya, cara ini akan menyadarkan Anda akan
sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
menyenangkan? ;-)
3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
keinginan yang ingin Anda wujudkan selagi masih
hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
'keinginan gila' saat Anda masih kecil? Atau mimpi-
mimpi lain yang belum terlaksanakan?
Saat itu Anda akan sadar, ternyata banyak sekali
hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!
4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
*utama* dan yang pertama yang harus Anda lakukan...
Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri Anda.
Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
keberadaan Anda di dunia.
Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
kokoh kemampuan mengarungi kehidupan anda,
dengan segala situasinya.
Intinya, jangan biarkan Anda terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat Anda putus asa.
Kalau Anda mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita.
Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Anda
jadikan teman, dan ajak bicara!
Jika Anda mau terbuka, dalam kesendirian Anda bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Anda bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang Anda miliki.
Dalam kesendirian pula Anda bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali Anda temukan di keramaian!
Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada Anda.
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Anda sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
Anda harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!
Kelola-lah perasaan Andadengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)
artikel ini saya dapatkan dari teman saya yang sangat luar biasa..
ANNE AHIRA
Diposting oleh sary di 06.39 0 komentar
kiat-kiat sukses menjadi entrepreneur
1. Kecepatan.
Dengan segala percepatan perkembangan teknologi, globalisasi,
dan internet, laju perubahan pun semakin cepat dari yang pernah
dibayangkan. Karena itu, Anda harus bisa mengantisipasinya
dan sanggup bereaksi cepat, tapi juga penuh perhitungan.
2. Kemampuan Beradaptasi.
Laju perubahan yang terjadi pada dunia internet membutuhkan
bisnis yang lebih fleksibel dan adaptif dibandingkan sebelumnya.
Anda harus menambah pengetahuan dan mampu menginterpretasinya,
serta secara cepat merespon perubahan tersebut dimanapun
terjadinya baik dalam teknologi dan kompetisi, juga pada
pergantian pola pasar dan pembeli-.
3. Eksperimen.
Seorang netpreneur harus bersedia mencoba ide-ide baru di pasar
yang dibidiknya. Anda tidak memiliki banyak waktu atau hanya
mengandalkan 'market research' yang sudah tidak up to date
untuk mengevaluasi tindakan-tindakan Anda . Eksperimen dan
siap bergerak cepat untuk beradaptasi dengan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan pasar kepada Anda .
4. Inovasi Yang Konstan.
Meluncurkan produk ke pasar hanyalah sebuah permulaan.
Dorongan kompetisi yang tak kenal henti dan tuntutan pasar
terhadap perbaikan membuat fokus bisnis pada inovasi sangat
penting.
5. Kolaborasi.
Sudah menjadi sifat dari netpreneur menjadi kolaboratif. Anda
tidak bisa bekerja sendiri di pergerakan dengan kecepatan
seperti ini. Internet memungkinkan Anda melibatkan banyak
pemilik perusahaan dalam setiap langkah. Mulai dari kelahiran
sebuah produk melalui riset, pembangunan produk, pengemasan,
pengiriman, support dan proses perbaikan yang terus berjalan.
6. Jadilah Penggerak Distribusi.
Tantangan nyata dari dunia bisnis saat ini adalah distribusi
penyebaran merek serta identitas produk dan jasa Anda -.
Satu hal yang paling terasa, internet memperkecil hambatan
distribusi. Untuk itu, Anda harus membangun merek dan saluran
distribusi demi kesinambungan kesuksesan bisnis.
7. Fokus Pada Niche Market.
Internet menjangkau dan mendistribusi kesempatan bisnis pada pasar
baru yang terbuka. Karena itu, netpreneur harus memfokuskan pada
sektor pasar yang terdefinisi dengan baik -yaitu pada niche market
atau pasar ceruk- agar dapat meraih posisi dominan atau menemukan
pasar yang belum atau kurang terlayani. Walau kenyataannya,
kesempatan yang paling menggairahkan terletak pada menciptakan
pasar yang baru.
8. Jadilah Multidisipliner.
Perusahaan dalam era ekonomi baru seperti sekarang menciptakan
solusi dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu seperti
teknologi, content, grafis, layanan dan hubungan. Karena itu,
seorang netpreneur sukses biasanya memahami berbagai disiplin
ilmu.
Diposting oleh sary di 06.17 0 komentar
Minggu, 02 Mei 2010
Dasar-Dasar Perencanaan
DASAR-DASAR PERENCANAAN
Apakah Perencanaan itu ?
Perencanaan adalah proses yang mencakup mendefinisikan sasaran organisasi, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan pekerjaan organisasi.
Mengapa Manajer membuat Perencanaan ?
• Maksud Perencanaan
Kita dapat mendefiniskan sekurang-kurangnya empat alasan untuk merencana. Perencanaan memberi arah, mengurangi dampak perubahan, meminimalkan pemborosan dan kegiatan rangkap, dan menjadi standar yang digunakan dalam penngendalian.
Perencanaan memberi arah kepasa para manajer dan juga non manajer. Ketika para karyawan mengetahui ke mana arah organisasi ,apa yang harus mereka sumbangkan unruk mencapai sasaran tersebut, mereka dapat mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka, bekerja sma satu sama lain untuk mencapai sasaran tersebut.
Walaupun perencanaan tidak dapat menghapuskan perubahan, para manajer merencana supaya dapat mengantrisipasi perubahan dan membuata tanggapan yang paling efektif terhadapperubahan itu.
Selain itu, perencanaan mengurangi kegiatan yang tumpang tindih dan sia-sia. Jiaka berbagai kegiatan dikoordinasikan ke seputar rencana yang mapan, pemborosan waktu dan sumber daya, serta berbagai kegiatan rangkap dapat diminimalkan.
Perencanaan digunakan sebagai sasaran atau standar untuk mengendaliakan. Dalam perencanaankita menyusun sasaran dan rencana itu. Kemudian melalui fungsi pengendalian, kita memperbandingkan kinerja aktual terhadap sasaran tersebut, mengidentifikasi setiap penyimpangan yang besar, dan mengambil tindakan.
Bagaimana Manajer Membuat Perencanaan ?
Perencanaan Sasaran dan Rencana dalam Perencanaan
Perencanaan mencakup dua elemen penting : sasaran dan rencana
Sasaran adalah hasil yang diinginkan untuk individu, kelompok, dan seluruh organisasi.
Rencana adalah dokumen yang merangkum cara mencapai sasaran yang mencakup alokasi sumber day,penyusunan jadwal, dan tindaka yang diperlukan lainnya untuk mencapai sasaran tersebut.
• Jenis-jenis sasaran
Sasaran terbagi dua: Sasaran yang ditetapkan dan sasaran nyata. Sasaran tang ditetapkan adalah pernyataan yang resmi mengenai apa yang dikatakan oleh organisasi, dan apa yang diyakini oleh berbagai stakeholder sebagai sasarannya. Sedangkan sasasran nyata adalah sasaran yang sebenarnya dikejar oleh organisasi, seperti yang didefinisikan oleh tindakan para anggotanya.
• Jenis-jenis perencanaan
Luasnya Kerangka Waktu Kekhususan Frekuensi Pengguna
Stratejik Jangka Panjang Pengarah Sekali pakai
Operasional Jangka pendek pemerinci Terus-menerus
Rencana Stratejik adalah rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseeluruhan,menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha menetapkan organisasi tersebut ke dalam lingkungannya.
Rencana Operasional adalah rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran menyeluruh
Rencana jangka panjang adalah Rencana dengan keranfgka waktu yang lebih ari tiga tahun
Rencana jangka pendek adalah Rencana yang mencakup satu tahun atau kurang
Rencana spesifik adalah Rencana yang didefinisikan dengan jelas dan tidak memberi ruang untuk penafsiran
Rencana pengarah adalah Rencana yang fleksibel dan menjadi pedoman umum
Rencana sekali pakai adalah Rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik
Rencana teru-menerus adalah Rencana yang bekesinambungan yang menjadi pedoman begi kegatan-kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Menetapkan Sasaran dan Mengembangkan Rencana
1. Pendekatan Untuk Mencapai Tujuan
Segala yang dilakukan anggota organisasi harus diarahkan untuk membantu unit kerja dan organisai mereka mencapai sasaran. Sasaran itu dapat ditetapkan melalui proses penetapan sasaran tradisional atau manajemen berdasarkan tujuan.
Penetapan sasaran trdisional adalah sebbuah pendekatkan untuk menetapkan sasaran dimana sasaran ditempatkan ditingkat atas organisasi dan kemudian dipecah menjadi sub-sasaran untuk masing-masing tingkat organisasi.
Selain penetapan sasaran tradisional, banyak organisasi menggunakan manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives, MBO). MBO adalah system manajemen di mana sasaran kinerja yang rinci ditentukan bersama-sama oleh para karyawan dan para manajer mereka, kemajuan kea rah pencapaian sasaran dikaji sacara berkala, dan imbalan dibagi-bagikan berdasarkan kemajuan itu.
• Karakteristik Sasaran yang Terancang dengan Baik
a. Ditulis berdasarkan hasil bukannnya tindakan
b. Dapat diukur dan dihitung
c. Jelas kerangka waktunya
d. Menantang sekaligus dapat dicapai
e. Tertulis
f. Dikomunkasikan kepada semua anggota organisasi yang perlu
• Langkah-langkah Penetapan
a. Mengkaji misi organisasi
b. Mengevaluasi sumber daya yang tersedia
c. Tentukan sasaran secara individu atau dengan masukan dari orang lain
d. Tulislah sasaran dan komunikasikan sasaran itu kepada semua yang perlu mengetahuinya
e. Kajialah hasil untuk melihat apakah sasaran telah tercapai.
2. Mengembangkan Rencana
Proses penyusunan rencana dipengaruhi oleh tiga factor kontigensi dan oleh pendekatanperencanaan yang diiikuti.
• Factor Kontigensi Dalam Perencanaan.
Tiga factor kontigensi memengaruhi perencanaan tingkatan dalam organisasi, derajat ketidakpastian lingkungan, dan lamanya komitmen masa datang.
• Pendekatan Terhadap Perencanaaan
Dalam pendekatan tradisional, perencanaan dilakukan sepenuhnya oleh para manajer tingkatan atas yang sering dibantu oleh departemen perencanaan formal, sekelompok spesialis perencanaan yang tanggung jawab utamanya adalah membantu menuliskan bebrbagai rencanai organisasi.
Masalah Kontemporer dalam Perencanaan
1. Kritik Terhadap Perencanaan
Beberapa asumsi dasar yang mendasari perencanaan.
a. Perencanaan dapat menciptakan kekakuan
b. Rencana tidak dapat disusun dlam lingkungan yang dinamis.
c. Rencana formal tidak dapat menggantika intuisi dan kreativitas.
d. Rencana memusatkan perhatian para manajer pada persaingan sekarang, bukan kelangsungan hidup masa mendatang
e. Perencanaan formal memperkuat sukses yang bias menjurus ke kegagalan.
2. Perencanaan yang Efektif dalam Lingkungan yang Dinamis
Perencanaan yang efektif dalam lingkungan yang dinamis berati meratakan hierarki organisasional sebagai tanggung jawab untuk menetapkan tujuan dan mengembangkan rencana di dorong pada tingkat organisasional yang rendah, karena sedikit waktu yang tersisa untuk tujuan dan rencana yang mengalir dari atas. Manajer harus melatih karyawan mereka dalam menetapkan tujuan dan rancana dan lalu memercayai bahwa mereka akan melakukan hal yang sama.
Diposting oleh sary di 03.28 0 komentar