Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan
Adapun pemakaian tanda baca sebagai berikut :
1. Pemakaian Tanda Titik
Pada akhir kalimat pernyataan
Contoh : Kami sedang belajar bahasa Indonesia .
Pada akhir singkatan nama orang
Contoh : W. S. Rendra
Pada singkatan gelar ,pangkat ,jabatan dan sapaan
Contoh : Dr. (doktor), dr.(dokter), Kol.(Kolonel), Ny. (nyonya), Sdr. (saudara) .
2. Pemakaian Tanda Koma (,)
Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk memisahkan dari singkatan nama keluarga.
Contoh : Sri Wahyuni, S.H. M.H.
Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan dan sedangkan .
Contoh : Dia bukan mahasiswa UMI, melainkan mahasiswa UNIFA .
3. Pemakaian Tanda Titik Dua (:)
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti oleh rangkaian atau pemerian (rincian) .
Contoh :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi ,meja ,dan lemari .
Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian .
Contoh :
Ketua : M. Raihan
4. Pemakaian Tanda Titik Koma (;)
Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
Dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional
5. Pemakaian Tanda Hubung (-)
Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
6. Pemakaian Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
7. Pemakaian Tanda Tanya (?)
Dipakai pada akhir tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?
8. Pemakaian Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
9. Pemakaian Tanda Kurung ( (…) )
Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan .
Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu .
10. Pemakaian Tanda Kurung Siku ( […] )
Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
11. Pemakaian Tanda Petik Dua (“….”)
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
12. Pemakaian Tanda Petik Tunggal (‘….’)
Untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing .
Contoh : Lailatul Qadar ‘malam bernilai’.
13. Pemakaian Tanda Garis Miring (/)
Sebagai pengganti kata dan, atau dan tiap .
Contoh : Harga bensin Rp. 4.500/liter .
14. Pemakain Tanda Penyingkat (Apostrof) (')
Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
Penulisan Huruf Dalam Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa cara penulisan huruf yaitu :
a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Allah
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim Imam Hanafi
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya : tahun Masehi
bulan Agustus
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya : Teluk Jakarta
Danau Toba
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya : Kapan Bapak berangkat ?
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya :
Benar
Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
b. Penulisan Huruf Miring
1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan
Misalnya : Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha
(2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
Misalnya : Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca?
Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha
(3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya : export
Minggu, 09 Mei 2010
Penulisan dan Penggunaan Tanda Baca dalam tata bahasa
Diposting oleh sary di 01.35
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar